
Jakarta, 15 September 2023. Cabang olahraga (cabor) atletik sering dibicarakan karena merupakan lumbung emas di pesta olahraga nasional dan internasional. Hal itulah yang membuat persaingan di cabor atletik pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2023 semakin ketat, bahkan sejak masih di level provinsi.
Hengky Prasetyo, atlet cabor atletik asal SMAN 1 Padangcermin, Lampung, mengatakan jika perjuangannya hingga melaju dan bahkan mendapatkan medali emas di O2SN 2023 tidaklah mudah. “Di Lampung sendiri atletik persaingannya lumayan berat. Kemajuan atletik di sana cukup baik,” ucap Hengky.
Demikian juga yang diceritakan oleh atlet cabor atletik asal Jawa Tengah, Lintang Yulia Prasasti. Siswi SMA kelahiran Brebes, 8 Juli 2007, mengungkapkan kalau persaingan atletik saat masih di Jawa Tengah saja sudah sangat rapat. Bahkan banyak atlet datang dengan pelatih-pelatih yang hebat. Untuk bisa berhasil
lolos sampai ke tingkat nasional, harus benar-benar mengandalkan kerja keras. “Lakukan maksimal dan habis-habisan,” kata Lintang yang sampai harus indekos dekat tempat latihan demi mempermudah latihan hariannya yang sangat padat. “Beruntung saya dapat dukungan dari banyak pihak, jadi dimudahkan semuanya,” lanjut Lintang.

Sama seperti Lintang, kerja kerasnya Hengky juga tidak main-main. “Latihannya setiap sore, setiap hari, hari libur juga tetap latihan tidak berhenti. Setiap hari pulang sekolah, latihan, baru bisa tidur malamnya,” kata Hengky. Namun siswa kelahiran tahun 2005 menekankan, bahwa latihan keras bukan berarti memforsir atau memaksakan diri. “Terutama saat jelang pertandingan, jangan sampai diforsir karena bisa berisiko cedera,” tegas Hengky yang sempat ingin menyerah sebagai atlet karena tidak pernah juara pada satu tahun pertama menekuni atletik. Beruntung ia bisa mengembalikan fokus di satu tahun terakhir jelang O2SN 2023, hingga berhasil keluar sebagai juara nasional.
Berbeda dengan Hengky yang sempat mengalami fase turun-naik di dunia atletik, Lintang justru bisa dibilang atlet atletik “dadakan”. Hal itu diungkap sang pelatih yang setia mendampingi, Aher, bahwa Lintang awalnya adalah atlet bola voli. Baru satu tahun belakangan khusus menekuni atletik. Masih banyak kekurangan pada diri Lintang sebagai atlet atletik, salah satunya lemah di nomor lari. Namun sikap fokus pada kekuatan diri, yakni di nomor lempar, menghantarkan Lintang pada kemenangan.
Seperti dikatakan Hengky, bahwa dalam cabor atletik, pancalomba atau dasalomba, hampir tidak mungkin seseorang itu bagus dalam semuanya. Jadi maksimalkan kekuatannya. “Seperti saya kekuatannya di lari dan lompat,” tandas Hengky yang bercita-cita mendaftar masuk TNI nantinya.